Sabtu, 01 Oktober 2011

Kassian Cephas

Kassian Cephas seorang fotografer Jawa kenamaan pada jamannya. Semasa hidupnya Cephas dekat dengan kalangan Belanda dan keluarga elit Kesultanan Yogyakarta. Secara resmi, ia bekerja sebagai fotografer untuk Kesultanan Yogyakarta. Bahkan Cephas melakukan prosedur untuk mendapatkan hak legal status “gelijkgesteld met Europeanen” atau “sejajar dengan orang Eropa” untuk dirinya dan dua orang anak laki-lakinya—Sem dan Fares. 

Cephas dan keluarganya termasuk keluarga Jawa pertama yang menganut agama Kristen Protestan. Disebutkan bahwa ia adalah murid dari Christina Petronella Philips-Steven. Paling tidak ada tiga orang Belanda darinya Cephas mengenal dan mempelajari ilmu fotografi yaitu Isidore van Kinsbergen, Simon Willem Camerik, dan Isaac Gronemen. Pengetahuan tentang teknologi kamera dan fotografi didapat dari kalangan penguasa dan pemegang supremasi pengetahuan tertinggi masa itu,Belanda.

Kassian Cephas adalah Putra dari Kartodrono dan Minah, pasangan pribumi ini, lahir di Yogyakarta pada 15 Januari 1845 dengan nama Kassian. Kassian mengambil nama Cephas sebagai nama baptis yang kemudian pada 1889 diresmikan sebagai nama marga.


Kassian belajar menjadi jurufoto di bawah petunjuk jurufoto pemerintah yang bekerja untuk Sultan Yogyakarta waktu itu, Simon Willem Camerik. Pejabat Letnan Dua militer sipil ini tiba di Yogyakarta pada tahun 1861 dan meninggalkan Yogyakarta tahun 1871. Selain Camerik, orang yang sangat penting di dalam karir Kassian yaitu IsaƤc Groneman, dokter resmi Sultan Hamengkubowono VI. Mantri yang sebelumnya bekerja selama beberapa tahun di Bandung ini datang ke Yogyakarta pada 1869.

Pada akhir 1870-an dan 1880-an, Groneman mulai mempunyai minat kuat di bidang sejarah dan budaya Jawa. Pada 1885, dia adalah salah satu dari pendiri dan anggota Vereeniging voor Oudheid, Land, Taal en Volkenkunde te Jogjakarta, atau Perkumpulan Arkeologi, Geogradi, Bahasa, dan Etnogradi Yogyakarta. Kassian Cephas menjadi anggota perkumpulan ini dan menjadi jurufoto di dalam banyak penelitian, baik yang dilakukan oleh perkumpulan maupun Groneman pribadi.

Kassian banyak berkarya selama pemerintahan Sultan Hamengkubuwana VII. Sultan Hamengkubuwana VII naik tahta pada 13 Agustus 1877, menggantikan ayahnya, Hamengkubuwana VI. Foto pertama yang dapat dibilang sebagai karya Kassian Cephas adalah tentang Borobudur dan berangka tahun 1872.

Karya pertama Cepas di tahun 1872



Begitu banyak karya yang sudah di abadikan Chepas melalui keterampilan fotografinya, Selain menjadi juru foto Keraton Chepas mendapatkan penghargaan medali emas Orange-Nassau oleh Ratu Wilhelmina pada tahun 1901, di tahun-tahun sebelumnya  tepatnya pada 1896, ketika Raja Rama V (Chulalongkorn) dari Siam (Thailand) berkunjung ke Yogyakarta. Sang Raja diajak bertamasya ke semua situs penting di dalam dan sekitar kota. Kassian Cephas membuat sejumlah gambar di dalam kunjungan itu. Sebagai tanda terimakasih, Sang Raja memberi Cephas sebuah kotak berisi tiga kancing berhiaskan permata.

Memasuki usia 60 tahun, Kassian Cephas pensiun dari urusan fotografi, Chepas menyerahkannya sepenuhnya kepada anaknya, Sem. Selang 8 tahun kemudian Chepas meninggal dunia tanpa dijelaskan penyebabnya.

Sepeninggalan Cepas, usaha fotografi dilanjutkan Sem, putra pertama Cepas. 20 Maret 1918 Sem meninggal akibat kecelakaan berkuda di alun-alun selatan. Dikisahkan, Sem sedang menunggang kuda bersama Putra Mahkota Hamengkunegara IV di Alun-alun selatan, ketika
sebuah panggilan terompet membuat kuda Sem panik. Sem terlempar dari pelana. Sem meninggal karena luka dalam dan dimakamkan di pekuburan yang sama dengan ayah dan ibunya.

Kematian Sem menandai akhir usaha fotografi keluarga Cephas. Janda Sem, Raden Soepilah,
dengan empat anak kecil yang harus diurus, mengalami masa-masa susah. Rumah di Lodji Ketjil Wetan dijual dan sebuah rumah baru dibangun di pekarangan di belakangnya. Raden Soepila mendapatkan penghasilan sangat kecil dengan bekerja sebagai jurumasak untuk penguasa yang baru, Kangjeng Sultan Hamengkubuwana VIII. Raden Soepilah hidup jauh lebih lama daripada suaminya. Dia meninggal pada 13 Oktober 1971, cukup lama setelah Indonesia merdeka.

Kassian Cephas 1905

source : wikipedia,peta benda gondomanan,seribukata.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar