Kamis, 11 April 2013

Lets leave a trail


"Do not go where the path may lead, go instead where there is no path and leave a trail." - Ralph Waldo Emerson

Minggu, 16 September 2012

Gili Trawangan -Heaven on Earth-

Sampai juga di Gili Trawangan, tempat yang selama ini terimpikan akhirnya menjadi nyata. Alasan yang paling mendasar kenapa saya harus ke Gili Trawangan ada 3. Pertama ingin sekali merasakan udara tanpa polusi, Menikmati berkeliling pulau dengan bersepeda serta jalan kaki. dan yang terakhir katanya Kehidupan malam disini sangat meriah karenanya pulau ini dikenal dengan sebutan Party Island.

Dari Padangbai,Bali menuju Gili kita mempunyai dua alternatif transportasi. Pilihannya mau cepat atau lama. Bila memilih lama (bisa 7 jam lamanya) pilihlah menggunakan Ferry Padangbai-Lembar dengan tarif kurang lebih Rp. 56.000.- lalu dilanjutkan perjalanan darat dengan angkutan umum menuju Pemenang lalu dilanjutkan menggunakan cidomo dengan jarak tempuh sekitar 1 km maka sampailah kita di Bangsal. Sesampai di Bangsal kita menyebrang dengan menggunakan boat menuju tiga Gili (kepulauan Gili, Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan).

Sedangkan untuk akses cepat kita harus membayar cukup mahal. Dari Padangbai menggunakan fast boat selama  kurang lebih 2,5 jam dengan transit terlebih dahulu di Teluk Nare,lalu dilanjutkan ke Gili Air , Gili Meno dan terakhir adalah Gili Trawangan.


Sepanjang mata memandang keluar jendela hanya biru kehijau-hijauan (heheheee... namanya juga naik kapal ya) Cuaca cukup cerah dan ombak tidak terlalu besar. Dan sampailah kita di Gili Trawangan. Oh ya sebelumya mampir Teluk Nare, mampir Gili Air dan Meno.






Tujuan pertama setelah menginjakkan kaki di pulau impian adalah mencari penginapan. Ketika saya ke Gili tengah masa High Season jadi cukup sulit mendapatkan penginapan yang sesuai dengan budget backpaker kami. Sengaja kami mencari lokasi yang sedikit masuk ke dalam / agak jauh dari pusat keramaian karena berasumsi tarifnya akan jauh lebih murah. Keberuntungan  menyertai kami, tidak perlu berlama-lama keluar masuk penginapan, kami dibantu seorang remaja lokal Trawangan, kami diantarkan ke sebuah tempat yang unik bagus dan tentu saja cocok dengan kantong. 

Yay ! Lumbung Cottage 2 tempat kami beristirahat selama di Gili Trawangan. 

Our Barn "lumbung"

Sleep on barn

Wooden Interior

Berikutnya acara makan-makan..... dengan bersepeda (tarifnya Rp.25.000 per hari untuk dua buah sepeda) kami mencari-cari lokasi nyaman untuk ngadem. Pilihan jatuh di restaurant Villa Ombak. Berhubung belum mampu bermalam di Villa Ombak, sebagai pemanasan  masuk restaurantnya dulu :)

View from Villa Ombak Restaurant


Sore harinya menikmati matahari tenggelam di Sun Set Point. Awalnya saya sebut spot  ini Sun Set Point Bar, sesampainya disana tidak ada bangunan Bar, hanya bangunan kayu open air dan (hanya) sore hari menjelang matahari terbenam mulai terdengar musik Regaee dan  lapak Bintang cold beer (dan tidak ada lainnya) disini. 

Menurut cerita penduduk setempat, Sun Set Point dulu merupakan Penginapan dan Bar, tapi ada suatu hal yang menimpa pemiliknya sehingga bangunan ini terbengkalai. Mungkin karena tempat ini merupakan satu-satunya spot terbaik untuk menikmati sun set di Gili Trawangan, maka (peninggalan) tempat ini masih dimanfaatkan dan namanya Sun Set Point (tanpa Bar).

On the to Sun Set Point

Sun Set Point

Sun Set on Trawangan

Cidomo passed on Sun Set Point

I Love this Place
After the sun goes down, tanda-tanda kehidupan Party Island mulai tampak. Seruuu Rame dan Asiik. Kita nga akan merasakan suasana yang sama dengan yang di dapat di Gili Trawangan. Mulai dari nonton layar tancap dipinggir pantai, clubing pake sandal jepit sampai makan di pasar malam ditengah-tengah bule.

#Day 2

To be Continue yaaa :)