Sabtu, 01 Oktober 2011

Dari Gedung NV.Lindeteves-Stokvis sampai Goodyear

Iklan repro yang muncul pada Almanak Jawa 1938
"Naik ban speda Goodyear
dengan tidak berpikir"

Itulah slogan iklan ban sepeda Goodyear ditahun 1938.

Tidak disangka Goodyear telah ada di Indonesia pada era Kolonial. PT Goodyear Indonesia menjadi perusahaan pembuat ban mobil yang pertama dan tertua di Indonesia yang didirikan pada tahun 1935 diatas lahan seluas 172.000 m2 yang hijau dan asri di kota Bogor.

Tonggak sejarah Goodyear dimulai dari penemuan vulkanisir oleh Charles Goodyear pada tahun 1839, untuk tahu lebih jauh mengenai sejarah Goodyear klik disini

Mari kita kembali pada iklan ban sepeda diatas, yang menarik perhatian saya adalah nama sebuah wakil penjualan / agen pada kotak persegi berwarna biru itu. Disana tertulis LINDETEVES-STOKVIS. 


Gedung NV.Lindeteves-Stokvis
Gedung NV.Lindeteves-Stokvis dibangun pada tahun 1911. Perancangnya adalah biro arsitek Hulswit, Fermont dan Ed. Cuypers dari Batavia (Jakarta). Dengan menara "Jam " nya yang sangat tinggi, gedung tersebut menjadi "Landmark" bagi lingkungan sekitarnya. 
Gedung ini terdapat di Surabaya dan saat ini masuk dalam daftar cagar budaya. Saat ini Gedung ini di gunakan oleh Bank Mandiri di Jl. Pahlawan. Lindeteves-Stokvis awalnya berkantor pusat di Semarang. Ia memiliki sejumlah kantor cabang di kota-kota besar di Jawa.
Empat perusahaan lainnya adalah NV Rotterdam Internatio, NV Borsumij Maatschappij, NV Geo Wehry , dan NV Jacobson van den Berg.
Mereka menguasai jaringan bisnis perdagangan, produksi, jasa, industri, serta distribusi di sejumlah negara. Bisnisnya dibidang konstruksi baja membuat pihak Jepang menjadikan gedung di jalan Pahlawan ini bengkel perbaikan peralatan perangnya dimasa pendudukan Jepang tahun 1942 – 1945. 
Selain bersejarah, yang menarik perhatian gedung ini tentu saja adalah jam yang terdapat di menara gedung ini. Cara kerja jam ini cukup unik. Digerakan dengan 3 buah bandul pemberat yang diikatkan pada kawat baja dan katrol yang memungkinkan bandul ini naik turun untuk memutar mesin jam yang ada di lantai sebelah atasnya. Menara ini dapat di akses melalui 3 lantai dengan tangga curam yang terbuat dari kayu jati tebal. Bandul terdapat di lantai pertama, kemudian mesin jam ada di lantai berikutnya, jam dan lonceng berada di lantai paling atas. Mesin jam ini menggerakkan 4 jam yang berada di 4 sisi menara. Pada mesin jam tertera tulisan "torenuurwerk met westminster carillon",  kira kira artinya adalah " Jam Menara dengan lonceng yang menyanyikan lagu Westminster"

Pada mesin jam tertera tulisan 
"torenuurwerk met westminster carillon" 
 (Doc: roodebrugsoerabaia.com)

Carillon adalah sekumpulan lonceng yang berbeda ukuran (mirip gamelan), sehingga dapat menimbulkan nada yang berbeda pula ketika dipukul. Pada jam menara ini yang dinyanyikan adalah lagu Westminster sebelum lonceng memberi tahu pukul berapa sekarang. Kini di menara ini hanya tertinggal 2 lonceng saja, kemungkinan yang lain sudah rusak karena usia, sehingga lagu Westminster tidak dapat bunyikan lagi.


  Lagu Westminster yang tidak asing untuk telingga kita


Saat ini  Lindeteves masih bergerak pada alat-alat berat. tentu saja hal ini tak lepas dari keberadaan NV Lindeteves Stokvis & Fa - salah satu unit usaha pabrikasi konstruksi baja terkemuka di masa pendudukan VOC. PT. CITRA GEMILANG NUSANTARA selaku Developer Lindeteves Trade Center (LTC - Glodok) dibangun pusat perdagangan alat - alat berat terlengkap, nyaman dan termodern seluas 2.6 ha.
source: roodebrugsoerabaia.com ,  youtube , google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar